Site icon serviceacsidoarjomalang.com

Bertemu Albanese, Prabowo Bahas Kerja Sama Danantara-SWF Australia

Prabowo

Prabowo

Pertemuan antara Menteri Pertahanan Indonesia sekaligus presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di sela forum internasional baru-baru ini menarik perhatian banyak kalangan. Tidak hanya menunjukkan relasi diplomatik yang terus terjaga, pertemuan tersebut juga membuka potensi kerja sama strategis baru antara Indonesia dan Australia, khususnya di sektor investasi melalui lembaga sovereign wealth fund (SWF).

Prabowo dan Albanese sama-sama menekankan pentingnya memperkuat hubungan bilateral yang saling menguntungkan. Salah satu titik penting pembahasan adalah potensi kerja sama antara Danantara—lembaga SWF Indonesia yang baru digagas—dan Australia Future Fund, lembaga SWF milik negeri Kanguru. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan ini? Mengapa kerja sama antar SWF menjadi topik krusial? Dan seperti apa dampaknya terhadap perekonomian dan politik kawasan? Artikel ini mengulasnya secara mendalam.

Latar Belakang Pertemuan Prabowo dan Albanese

Momentum Strategis dalam Transisi Kepemimpinan

Pertemuan ini terjadi di tengah transisi pemerintahan di Indonesia, di mana Prabowo Subianto bersiap menggantikan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2024. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menegaskan bahwa dirinya ingin menjaga kesinambungan kebijakan luar negeri yang telah dibangun Jokowi, termasuk menjalin hubungan erat dengan negara-negara mitra seperti Australia.

Dalam konteks ini, Australia memiliki posisi penting sebagai tetangga dekat dan mitra ekonomi strategis. Sejak lama, kedua negara bekerja sama di bidang pertahanan, pendidikan, energi, hingga investasi. Maka, tidak heran jika Prabowo memilih menjalin komunikasi langsung dengan PM Albanese untuk memperkuat fondasi kolaborasi di masa depan.

Forum Ekonomi dan Isu Global

Pertemuan tersebut berlangsung di sela forum internasional yang mempertemukan para pemimpin ekonomi dan politik dunia. Isu-isu besar seperti ketahanan energi, keamanan kawasan Indo-Pasifik, hingga tantangan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina dan ketegangan AS-Tiongkok menjadi topik utama. Di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, kerja sama ekonomi yang stabil menjadi solusi jangka panjang.

Danantara dan Australia Future Fund: Apa yang Dibahas?

Mengenal Danantara, SWF Baru Indonesia

Salah satu topik utama dalam pertemuan Prabowo dan Albanese adalah potensi kerja sama antar sovereign wealth fund. Prabowo memperkenalkan Danantara, lembaga SWF baru yang dipersiapkan untuk menjadi kendaraan investasi strategis Indonesia, melanjutkan eksistensi dan memperluas mandat dari Indonesia Investment Authority (INA).

Danantara dirancang untuk menjadi mitra global yang fleksibel, inklusif, dan fokus pada pembangunan jangka panjang. Sektor-sektor prioritasnya mencakup energi hijau, infrastruktur, ketahanan pangan, dan teknologi.

Australia Future Fund: Dana Abadi Negeri Kanguru

Di sisi lain, Australia memiliki Future Fund, lembaga yang dikelola secara profesional untuk mendukung kebutuhan finansial jangka panjang pemerintah Australia. Dana ini tumbuh pesat sejak dibentuk tahun 2006 dan saat ini mengelola aset senilai lebih dari AUD 200 miliar.

Albanese menyambut baik ide kerja sama antar dua SWF tersebut, mengingat kesamaan visi investasi berkelanjutan dan kepentingan strategis kedua negara dalam menjaga stabilitas ekonomi kawasan.

Bentuk-Bentuk Kerja Sama yang Didorong

Beberapa bentuk kerja sama potensial yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain:

Kedua pemimpin negara sepakat bahwa investasi yang lahir dari kerja sama antar SWF akan lebih tahan terhadap gejolak politik dan ekonomi karena berangkat dari kepentingan negara, bukan hanya keuntungan jangka pendek.

Relevansi dan Implikasi Kerja Sama Ini bagi Indonesia

Peningkatan Kualitas Investasi Asing

Kerja sama dengan SWF Australia bisa menjadi pintu masuk bagi Indonesia untuk menarik investasi asing yang berkualitas dan berorientasi jangka panjang. Berbeda dengan investor swasta yang sering mengejar keuntungan cepat, lembaga SWF lebih sabar dan fokus pada dampak sistemik dan pembangunan berkelanjutan.

Dengan kolaborasi ini, proyek-proyek prioritas nasional seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), serta infrastruktur digital bisa memperoleh sumber pendanaan baru yang stabil.

Penguatan Posisi Indonesia di Mata Global

Langkah Prabowo menggagas kolaborasi antar SWF juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain global di bidang keuangan dan investasi. Jika kerja sama ini berjalan, Indonesia akan dikenal bukan hanya sebagai tujuan investasi, tetapi juga sebagai mitra strategis yang mampu menawarkan kolaborasi timbal balik.

Sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia dan ekonomi digital yang terus tumbuh, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri yang bisa diperkuat melalui Danantara.

Tantangan dan Hal yang Perlu Diantisipasi

Regulasi dan Harmonisasi Kebijakan

Meskipun kerja sama ini terdengar menjanjikan, tetap ada tantangan yang perlu diantisipasi. Perbedaan dalam sistem hukum, regulasi keuangan, serta struktur pengambilan keputusan antar SWF bisa menghambat kelancaran implementasi.

Perlu dibentuk tim kerja lintas negara untuk menyusun kerangka kerja yang adil, transparan, dan akuntabel. Hal ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan menghindari politisasi proyek.

Stabilitas Politik dan Iklim Investasi

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah stabilitas politik dan kepastian hukum di Indonesia. Meskipun Prabowo berkomitmen melanjutkan kebijakan pro-investasi dari era Jokowi, dunia usaha tetap menanti langkah konkret dalam bentuk reformasi birokrasi, penyederhanaan izin usaha, serta jaminan hukum.

Australia juga akan memantau dinamika politik Indonesia pasca pemilu, termasuk bagaimana kabinet Prabowo menyusun prioritas kebijakan dan reformasi ekonomi.

Tanggapan Pelaku Usaha dan Ekonom

Dunia Usaha Menyambut Positif

Pelaku usaha di Indonesia dan Australia menyambut baik langkah Prabowo dan Albanese. Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia), Arsjad Rasjid, mengatakan bahwa kerja sama antar SWF bisa menjadi titik balik bagi percepatan pembangunan infrastruktur yang selama ini terkendala pembiayaan.

“Ini bukan hanya tentang uang, tapi tentang kepercayaan. Kalau Australia berani co-invest dengan Danantara, artinya mereka percaya dengan arah pembangunan Indonesia,” ujar Arsjad.

Pengamat: Ini Bisa Jadi Game Changer

Ekonom senior dari CSIS, Yose Rizal Damuri, menilai bahwa kerja sama antar SWF merupakan game changer bagi hubungan bilateral Indonesia-Australia.

“Ini bukan MoU yang mengambang. Ini bisa konkret dalam bentuk proyek bersama. Kalau berhasil, negara lain bisa ikut model ini,” katanya.

Menurut Yose, kerja sama ini juga bisa menjadi model baru kerja sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation), di mana dua negara berkembang saling mendukung pertumbuhan ekonominya melalui investasi strategis.

Mengapa Australia Tertarik?

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Australia melihat Indonesia sebagai mitra ekonomi jangka panjang yang prospektif. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5-6% per tahun, serta bonus demografi yang besar, Indonesia adalah pasar potensial untuk investasi jangka panjang.

Future Fund Australia juga tengah melakukan diversifikasi portofolio ke negara-negara Asia Tenggara, dan Indonesia berada di posisi teratas karena stabilitas ekonomi dan skalabilitas proyek yang ditawarkan.

Pengaruh Geopolitik dan Indo-Pasifik

Selain faktor ekonomi, kerja sama ini juga memiliki dimensi geopolitik. Di tengah meningkatnya pengaruh Tiongkok di kawasan, Australia ingin memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN, terutama Indonesia, yang dianggap sebagai jangkar stabilitas kawasan.

Kolaborasi antar SWF menjadi cara elegan untuk memperkuat aliansi strategis tanpa harus mengandalkan pendekatan militer atau politik keras.

Langkah Lanjutan: Apa yang Bisa Diharapkan?

Pembentukan Tim Teknis dan Joint Task Force

Setelah pertemuan Prabowo dan Albanese, langkah selanjutnya adalah membentuk Joint Task Force yang terdiri dari perwakilan Danantara dan Future Fund untuk menyusun kerangka kerja konkret. Task force ini akan menentukan prioritas sektor, nilai investasi, skema co-funding, serta pengawasan proyek.

Forum Investasi Indonesia-Australia

Prabowo juga mendorong agar dibentuk forum tahunan khusus antara pelaku usaha Indonesia-Australia, dengan SWF sebagai penggerak utama. Forum ini bisa menjadi ruang dialog, promosi proyek, serta memperkuat jaringan antar institusi.

Jika hal ini terealisasi, maka relasi Indonesia-Australia akan naik ke level yang lebih tinggi: dari sekadar mitra dagang, menjadi mitra pembangunan

Exit mobile version